Sebagai wanita, bukan berarti kita hanya menunggu dan menunggu keputusannya untuk mengikatkan diri. Menurut pakar relationship lainnya, Sherry Amatenstein, ada beberapa langkah yang cukup fair yang bisa dilakukan para wanita dalam menyiasati sikap si dia yang takut berkomitmen. Dengan terus terang dan terbuka mengatakan kepadanya bahwa Anda cukup mengerti kondisinya, karenanya anda dapat meminta pasangan anda untuk juga mengerti posisi dan kondisi Anda sekarang ini. Tanyakan sekali lagi kapan dirinya benar-benar merasa siap untuk menikah. Jika misalnya si dia beralasan trauma atau butuh waktu, tanya saja berapa lama kira-kira dirinya butuh waktu untuk berpikir dan membenahi kekhawatirannya.

Tetapi kelonggaran waktu yang Anda berikan kepadanya harus tetap ada batasnya. Anda dapat menerapkan deadline kepadanya. Anda harus dapat meyakinkan pasangan anda, jika motivasi dari semua hal yang Anda lakukan kepadanya itu bukan untuk mengancam atau memaksanya tetapi lebih kepada satu tujuan yang lebih baik, yaitu kehidupan berumah tangga.