Wedding Planner Poetry

By poetry - 19.40



NAMA USAHA             : WEDDING PLANNER POETRY (WPP) 

TAGLINE                       : “Kebahagiaan Sejati bagi Keluarga” 
LATAR BELAKANG   : Cikal bakal Wedding Planner Poetry yaitu pada  tahun 2008, berawal  dari pahargyan besar yang harus ditangani oleh kami (baca: Putri) untuk mengatur pelaksanaan Pernikahan kakak pertama. Dalam keluarga kami dan pastinya bagi siapapun, Pernikahan adalah momentum yang spesial dan bersejarah, dan hanya sekali seumur hidup. Ada sebuah prinsip besar yang ditanamkan oleh kedua orang tua bahwa anak-anak yang ingin menikah harus mampu dan mandiri dari segi mental dan finansial. Sehingga ketika memutuskan menikah berarti kedua mempelai dikatakan mapan dalam segi pemikiran, spiritual dan tentunya dari segi keuangan mereka mampu untuk membiayai pernikahan mereka sendiri. 

Saat itu kedua mempelai menginginkan konsep pernikahan yang simple, sakral, sederhana, tapi masih menggunakan sedikit adat dan tentunya sesuai budget yang mereka miliki. 

Untuk mengetahui perkembangan terkini, komunikasi terus dijalankan antara  WO dengan keluarga mempelai, khususnya kedua calon mempelai. Sebagai contoh; meskipun calon mempelai pria masih berada di luar negeri tapi komunikasi bisa terus dijalankan, komunikasi melalui telpon, SMS, maupun berkirim email, web camera selalu dilakukan sehingga perkembangan informasi update, ataupun perubahan yang dikehendaki dari kedua calon mempelai maupun keluarga bisa terakomodir. 

Saat itu kami ditunjuk untuk mengurusi pernak-pernik pernikahan dari mulai soal tempat, undangan, catering, rias manten, dekorasi, dokumentasi, perlengkapan tenda atau kursi, soundsystem, MC, acara hiburan, naïf, transportasi, termasuk berkoordinasi  dengan warga setempat. Sebuah tantangan besar bagi kami, dan juga sebagai latihan praktik kami yang sebelumnya juga memiliki pengalaman bekerja di sebuah radio, yang sering melaksanakan event.

Konsep simple yang dimaksud Wedding Planner Poetry ini, bukan bermaksud untuk meninggalkan budaya tradisi Jawa, tetap mempergunakan atau melestarikan budaya adat istiadat, akan tetapi kami lebih concern bagaimana sebuah pernikahan itu menjadi moment yang tidak terlupakan, memberikan inspirasi, dan terpenting syarat sah pernikahan sudah terpenuhi atau sempurna. 
Dalam peristiwa tersebut komponen seperti kedua mempelai, orang tua, wali, saksi, naïf atau petugas pencatat sipil, ada mas kawin atau mahar, serta disaksikan beberapa pihak wajib ada, sedangkan kehadiran dari warga sekitar, saudara atau handai taulan, teman atau rekan kerja dari kedua mempelai sangat diharapkan. 

Saat ini dalam pernikahan, kalau kita melihat banyak terjadi kesenjangan sosial dikarenakan banyak orang jor-joran melaksanakan pernikahan mewah, bahkan ada juga yang mengkomersialkan pernikahan dalam artian, resepsi pernikahan besar sebagai prestige bagi pemilik hajat, ada juga yang berfikiran resepsi akan mendapatkan benefit atau keuntungan yang dapat dihitung nominalnya, sedangkan disisi lain banyak keprihatinan yang dialami oleh masyarakat Indonesia yang tidak memiliki dana untuk melaksanakan pernikahan (terkendala urusan administrasi) karena tidak punya biaya (miskin) sehingga kumpul kebo yang dipilih, atau ada juga yang melaksanakan pernikahan yang diidamkan tapi harus berhutang dengan rentenir yang mematok bunga tinggi, karena ingin di mata masyarakat menjadi keluarga yang ‘wah’, bukan itu saja, semakin menguatnya budaya yang terus berjalan yaitu bahwa dengan menyelenggarakan pernikahan akan mendapatkan sumbangan yang besar, dan terakhir ngirisnya  lagi karena ingin mengumpulkan modal untuk menikah, seseorang berani bertindak kriminal sebagai pengantar ekstasi, sangat memprihatinkan.

Padahal menikah atau pernikahan sendiri merupakan sunah Nabi, dan wajib bagi orang yang telah mampu, akil baliq, mapan dan memiliki keinginan membina hubungan suami istri. Pernikahan adalah dambaan dari setiap manusia, karena dengan menikah membuka pintu rezeki. Dengan menikah, seseorang mampu merubah cara pandang, berfikir, dan mampu mengekspresikan rasa berkasih sayang. Inilah yang menggerakkan hati kami untuk menyodorkan konsep pernikahan sakral yaitu dilandasi oleh Ketuhanan Yang Maha Esa, sederhana, terlebih memberikan inspirasi dan pembelajaran bagi masyarakat. Apalagi yang namanya walimatul ursy hukumnya wajib dan diusahakan sesederhana mungkin.

Konsep pernikahan yang ditawarkan oleh Wedding Planner Poetry berbeda dengan Wedding Planner lainnya maupun Wedding Planner Syariah, kami mendobrak budaya komersialisme, mendobrak tradisi masyarakat hidup bermewah-mewahan, hura-hura atau berfoya-foya, mengajak orang untuk bersikap sederhana, dan peduli dengan masyarakat sekitar. Yang terpenting pernikahan menjadi moment yang tidak hanya berkesan bagi pemangku hajat, tapi selalu diingat di hati para undangan. Bagaimana caranya, kami memangkas kebutuhan untuk menyewa gedung, tapi kami optimalkan rumah dan lingkungan tempat tinggal. Kami ciptakan suasana dirumah menjadi pelaminan serta tempat syukuran atau walimatul ursy yang membahagiakan, kami gunakan seluruh sudut agar mampu bercerita dan menampakkan keguyuban.  

Wedding Planner Poetry memiliki keunikan (unique selling point), mengambil lokasi bukan gedung, tapi membuat rumah yang dimiliki menjadi tempat yang sangat layak dan special untuk menjamu tamu-tamu kehormatan. Karena kami percaya, menyelenggarakan pernikahan di rumah akan membawa berkah bagi pemilik hajat bukan itu saja, rumah tempat mempelai bersiap untuk menuju kehidupan mereka sendiri karena telah mengantongi restu dari kedua orang tua. Selain tempat yang dipilih, konsep Wedding Planner Poetry tidak menyediakan kotak sumbangan, sehingga para tamu undangan tidak diperbolehkan untuk memberikan sumbangan dalam bentuk apapun baik amplop, bunga, surat berharga, baik sebelum atau sesudah acara. 

Kenapa tidak menggunakan kotak sumbangan? karena moment ini digunakan sebagai wujud rasa syukur pemangku hajat karena Tuhan Yang Maha Esa sudah memberikan anugerah, kenikmatan dan kebahagiaan luar biasa bagi keluarga mempelai yaitu dapat melaksanakan hajat pernikahan yang sakral, sesuai dengan norma agama, norma hukum, terlebih lagi menghindarkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Kedua, adalah harapan besar bahwa para undangan dapat menggunakan apa yang dimiliki untuk membantu masyarakat yang lebih membutuhkan. Ketiga, melalui pernikahan yang telah diselenggarakan, secara otomatis, pemangku hajat telah membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, serta memberdayakan masyarakat karena hasilnya mampu menjadi mata pencaharian sehari-hari. Keempat, hadiah pernikahan terindah, sesungguhnya doa restu dari banyak pihak yang hadir.

Wedding Planner Poetry juga memberikan ide sekaligus merealisasikan gagasan dari kedua mempelai dan kedua orang tua tentang desain Undangan yang diinginkan. Untuk event pertama tersebut kami bekerja sama dengan vendor catering terbaik atau ternama di Jogja dan bekerjasama dengan penerbit dan percetakan. Karena tidak menggunakan gedung otomatis budget transportasi dikurangi, akan tetapi kami juga menyiapkan transportasi khusus untuk kedua mempelai yang membutuhkan, serta memberikan layanan special bagi pengantin baru. 

Meskipun Wedding Planner Poetry dapat meminimalkan budget. Kalau sebelumnya awal bisnis kami banyak menggunakan beberapa vendor terkenal, sekarang kami memaksimalkan kerjasama dengan unit-unit dagang sekitar di lingkungan usaha WPP dari penyewaan tenda, meja, kursi, peralatan makan, menggunakan jasa rias manten, dokumentasi, dekorasi, desain souvenir, yang berada disekitar usaha WPP.

Rencananya kedepan Wedding Planner Poetry akan lebih banyak melibatkan vendor dan juga melibatkan masyarakat sekitar khususnya remaja, putra dan putri dan juga ibu-ibu PKK, meskipun sebelumnya sudah akan tetapi porsinya akan lebih dimaksimalkan. Vendor yang dimaksud juga diambil dari usaha-usaha kecil yang berada disekitar kami, misal untuk catering melibatkan anggota PKK, untuk dokumentasi melibatkan mahasiswa komunikasi ataupun memberdayakan masyarakat sekitar yang memang memiliki kemampuan khusus, untuk tenda bekerjasama dengan penyewaan tenda sekitar.  Untuk hiburan akan menggerakkan pemuda melalui keroncong sebagai bentuk pelestarian budaya tradisi, yang paling khas dalam event kami adalah setiap acara Wedding Planner Poetry kami menampilkan Tim Rebana, MC kondang seperti penyiar televisi local atau komedian nasional naik daun seperti Gareng Rakasiwi misalnya. Dalam kinerja kami, kami tidak memungut fee baik dari vendor maupun klien khusus (yaitu masyarakat menengah kebawah). Akan tetapi bagi klien umum (yaitu masyarakat menengah ke atas), kami memiliki tawaran budget khusus. 

Bahwa pernikahan adalah fitrah manusia tentunya, siapapun pasti mendambakan pernikahan yang mengesankan. 

Visi      :
Wedding Planner Poetry menjadi wedding planner terbaik, terpercaya, amanah bagi keluarga atau masyarakat Indonesia.

Misi     :
Wedding Planner Poetry bertujuan untuk membantu dan menjadi saksi pernikahan yang suci. Wedding Planner Poetry bertujuan untuk menjadi wedding planner terbaik yang tidak hanya bermanfaat untuk kepentingan keluarga, mempelai berdua (pengguna jasa), akan tetapi bemanfaat dari masyarakat banyak.
Wedding Planner Poetry menjadi motor penggerak wedding planner yang peduli dengan kesejahteraan sesama.
Wedding Planner Poetry terus meningkatkan pelayanan selalu dihati membantu para klien sehingga mencapai kepuasaan.
Wedding Planner Poetry siap menuju era globalisasi 2015, dengan pertahanan ekonomi, budaya, kreatifitas, sumber daya, dan kesetiakawanan nasional.

Target utama kami adalah meyakinkan masyarakat untuk menggunakan jasa Wedding Planner Poetry khususnya masyarakat sekitar usaha kami.
Target kami adalah masyarakat menengah ke atas yang ingin menyelenggarakan walimatul ursy sesederhana mungkin. 

Sedangkan untuk bentuk corporate social responsibility sendiri, kami mengumpulkan dana yang masuk untuk menyelenggarakan pernikahan massal (gratis bagi orang-orang yang tidak mampu/ membutuhkan) yang diperoleh dari kepuasan dari para pengguna jasa WPP (dan saat ini dalam proses pengumpulan).

Untuk pernikahan pertama yang kami tangani sebanyak 200 undangan (450 orang), pernikahan kedua sebanyak 300 undangan (650 orang) dan terakhir 500 undangan (1000-1200 orang).

Disinilah peran dari lembaga finance untuk mampu menangkap kebutuhan masyarakat mempersiapkan pernikahan mereka dengan baik, misalnya ada pinjaman atau tabungan yang diperuntukkan untuk pembiayaan pernikahan.


PEMILIK USAHA : Putri Ana Nurani
KANTOR               : Sleman Permai I Blok K 11, Pangukan, Tridadi, Sleman, Yogyakarta
                                  Jl. Tongkol III/ 31 Minomartani, Yogyakarta
TELPON                 : (0274) 8312304, HP (081392474370)         

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments